Bandung – Pondok Pesantren (ponpes) Jawahirul Umam terletak di Kompleks Pilar Biru, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Sebanyak 78 santri mengenyam pendidikan di ponpes tersebut.
Bulan Ramadan kali ini berjalan dengan khidmat. Mereka tampak fokus dengan berbagai program yang ada di ponpes tersebut. Dari mulai hafalan Al Quran sampai dengan merias kamar.
Dalam kesehariannya lantunan ayat suci terus menggema di ponpes tersebut. Semuanya dijalankan oleh 31 santri yang bermukim, dan 47 santri yang tidak bermukim.
Terlihat di dalam kamar para santri nampak sibuk merias kamar. Ada yang tengah memasangkan pernak-pernik, dan ada juga yang tengah melukis.
Salah satu santri yang melukis, Faris Nurrahman mengatakan dirinya memang menyukai seni gambar tersebut. Sehingga dalam lomba merias tersebut dirinya mendapat tugas dari teman-temannya untuk melukis.
Mondok di Ponpes Bandung Ini Wajib Pakai Bahasa Inggris dan Arab
“Iya senang aja melukis kayak gini. Jadi aja pas lomba saya dapat tugas buat ngelukis,” kata Faris, saat ditemui detikJabar belum lama ini.
Faris menyebutkan lukisannya tersebut akan dipajang dikamarnya. Dengan itu bisa memperindah kamarnya. “Nanti ini dipasang di kamar. Biar lebih bagus aja,” ucap Faris.
Pimpinan sekaligus pendiri Ponpes Jawahirul Umam, Bangbang Abdul Gani mengatakan terdapat beberapa program yang ada di ponpes tersebut saat bulan Ramadan. Salah satunya adalah festival Ramadan.
“Dari Ada MTQ, cerdas cermat Al Quran, menghias kamar, estafet sarung, memanah, kaligrafi, nasyid hingga dai,” kata Bangbang.
Menurutnya festival Ramadan dilakukan supaya para santri memiliki sifat berkompetisi yang baik. Hal tersebut perlu dimiliki oleh setiap santri. “Anak-anak juga diisi dengan kegiatan festival Ramadan. Ini dilakukan untuk menambah jiwa kompetitif dari santri,” katanya.
Bangbang mengungkapkan program Ramadan kali ini anak-anak difokuskan pada hafalan Al Quran. Jadi hafalan tersebut dilakukan setelah bangun tidur dan sebelum mau tidur.
“Yang kita harapkan adalah ingatan mereka itu pertama adalah Al Quran. Dari mulai bangun tidur, sampai mau tidur,” jelasnya.
Menurutnya para santri juga diajarkan sirah nabawiyah. Kata dia, para santri bisa mengetahui kehidupan rasul dan mengaplikasikan sifatnya dalam keseharian. “Nantinya kami akan lakukan review, apakah sirah nabawiyah ini berpengaruh kepada kehidupan mereka, khususnya adab, tatakrama, prilaku, atau tidak,” ucapnya.
Dia menambahkan para santri diajarkan pendalaman kitab kuning. Sehingga para santri bisa lebih memahami.
“Kita juga ada pendalaman kajian kitab kuning, yaitu arbau rosail. Itu dilakukan setiap bakda zuhur,” tuturnya.
Berita sebelumnya, lantunan ayat suci terus terdengar dibacakan oleh para santri Pondok Pesantren Jawahirul Umam. Mereka dengan fokus membaca ayat demi ayat tanpa ada yang terlewat.
Ponpes tersebut berada di Komplek Pilar Biru, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Kemudian di dalamnya terdapat beberapa ruangan terbuka hingga satu musola untuk mereka beribadah dan berkumpul.
Suasana sejuk terasa ketika berada di ponpes tersebut. Pasalnya di ponpes tersebut terdapat area terbuka yang dilengkapi sebuah gazebo. Kemudian pada area belakang terdapat beberapa kamar untuk santri tersebut bermukim.
Santri tersebut nampak tengah membereskan setiap kamar-kamarnya untuk dihias. Pasalnya pada bulan ramadan terdapat perlombaan dari ponpes tersebut untuk kamar yang dihias semenarik mungkin.
Baca juga:
Pencarian Santri Hanyut di Sungai Cikapundung Dihentikan
Yang unik dalam ponpes tersebut adalah gaya komunikasi dari setiap santrinya. Mereka selalu menggunakan bahasa inggris atau bahasa arab. Bahkan tidak terdengar sedikitpun bahasa indonesia atau bahasa sunda ketika berada di ponpes tersebut.
Pimpinan sekaligus pendiri Ponpes Jawahirul Umam, Bangbang Abdul Gani mengatakan ponpes tersebut menggunakan kurikulum KMI (Kulliyatul Mu’alimat Al-Islamiyah). Kata dia, kurikulum KMI itu adalah yang terintegrasi dengan pendidikan pesantren.
“Semua kurikulumnya itu terintegrasi antara intra yang ada di dalam kelas, dan ekstra yang ada di luar kelas. Kemudian kokulikuler yang menunjang itu semua, contohnya dari ibadahnya, bahasanya, kesehariannya, disiplinnya, itu saling berkaitan,” ujar Bangbang, saat ditemui detikJabar, Rabu (13/3/2024).
Sumber : “Sibuknya Santri di Bandung Kala Ramadan, Hafalan Al-Qur’an-Hias Kamar” selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-7241495/sibuknya-santri-di-bandung-kala-ramadan-hafalan-al-quran-hias-kamar.