Cara Kembalikan Semangat Belajar Anak Usai Libur Sekolah

Bagi setiap anak sekolah, hari libur menjadi suatu momen yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Terlebih lagi ketika memasuki libur akhir tahun yang berlangsung cukup lama selama beberapa minggu. Panjangnya waktu liburan tersebut dapat diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari hal yang produktif hingga bermalas-malasan atau cuma rebahan.
Ketika masa liburan telah berakhir, sang anak perlu mengembalikan semangatnya untuk kembali ke sekolah seperti sedia kala. Oleh karena itu perlu adanya peran dari pihak sekitar, seperti orang tua dalam membantu anak untuk mengembalikan semangatnya menjelang masuk sekolah usai liburan.

 

Ketika mendengar kata libur, sebagian orang pasti merasa senang untuk menyambutnya. Hari libur menjadi masa yang tepat untuk beristirahat dari kesibukan sehari-hari, seperti bekerja atau sekolah. Oleh karena itu, liburan menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia yang harus dipenuhi, sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang psikolog anak Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr Rita Eka Izzaty, MSi, melalui wawancara online dengan detikEdu

 

“Terkait adanya kebutuhan, salah satu ahli dari aliran Humanistik, Abraham Maslow mengatakan ada kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi yang sifatnya berjenjang yang disebut dengan Hierarchical Needs,” jelasnya. Hal tersebut berhubungan pula dengan liburan yang juga menjadi kebutuhan mendasar manusia yang harus dipenuhi, seturut dengan teori Hierarchy Need menurut Maslow. Dilansir dari laman Binus University, Maslow membagi beberapa kebutuhan tersebut antara lain kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.

 

 

“Berkaitan dengan liburan, hal ini dapat dihubungkan dengan pemenuhan berbagai kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan fisiologis agar fisik terasa segar kembali, kebutuhan rasa aman bersama keluarga, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai keinginannya, dan pada akhirnya anak mampu mengekspresikan dirinya,” tutur Rita.

 

Dampak Liburan bagi Anak
Berkaitan dengan kebutuhan diri yang harus dipenuhi sebelumnya, masa liburan juga menjadi hal yang penting bagi setiap orang, termasuk pada anak. Liburan mampu memberikan dampak yang cukup berpengaruh pada diri seorang anak. “Dari sejak dini, liburan dipersepsikan dengan aktivitas yang menyenangkan dan direspons dengan perasaan suka cita ketika datangnya masa liburan,” ucap Rita.

 

“Adanya perasaan suka cita akan berefek untuk mengerjakan kegiatan selanjutnya dengan rasa senang, karena kondisi liburan yang memberikan energi baru,” lanjutnya. Maka seturut dengan pendapat dari Dr Rita, pada dasarnya masa liburan memberikan dampak yang cenderung ke arah positif bagi anak.

 

Peran Orang Tua Membersamai Anak Liburan
Meskipun masa liburan merupakan hal yang penting bagi kebutuhan diri, namun alangkah baiknya jika tetap melakukan pengawasan terhadap anak selama liburan tersebut. Dalam hal ini pihak yang paling berperan terhadap kehidupan seorang anak tentu saja adalah orang tua atau keluarga sebagai orang terdekat mereka. Peran orang tua sangat diperlukan bagi anak sebagai contoh atau role model dalam membimbing anak semasa liburan.

 

“Dalam kondisi apapun, peran atau fungsi orang tua sebagai pembimbing dan sebagai role model tetap harus dilakukan. Apa yang dilakukan anak tetap diawasi atau jangan sampai anak mendapat celaka atau melakukan hal-hal yang membahayakan,” kata Rita.

 

Sebagai role model, lanjut Rita, sikap-perilaku dan ucapan verbal ataupun bahasa tubuh menjadi hal yang tetap harus dijaga karena anak selalu mengamati beragam hal ketika berinteraksi. Ekspresi-ekspresi negatif yang ditunjukkan dengan hal-hal yang tidak patut (kasar) baik melalui ujaran maupun tindakan tidak boleh muncul. Dari sini, kesabaran orangtua dalam membimbing dan mengontrol diri sangat dibutuhkan.

 

Peran orang tua tersebut juga perlu diimplementasikan dalam kegiatan anak semasa liburan, seperti membimbing anak untuk melakukan kegiatan yang positif. Rita menekankan, jangan ada pemaksaan dan usahakan berdiskusi dalam rangka pemilihan tempat liburan yang dituju. “Tentu saja orangtua tidak boleh menggunakan persepsinya sendiri untuk menentukan tempat liburan. Diskusi disini adalah saling mendengarkan,” tutur Rita.

 

Bilamana orangtua memiliki maksud lain, misal silaturahmi atau mengerjakan hal yang penting, itupun harus didiskusikan dan harus menimbang serta menyeimbangkan keinginan/kesenangan anak. “Hal yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur edukasi dalam liburan tetap terjaga. Tentu saja dengan disampaikan dengan cara-cara yang baik dan tidak membosankan bagi anak,” jelas dia.

 

Pastikan anak paham dengan yang dibicarakan. Misalnya, untuk menjelaskan tempat yang dituju, anak akan paham berada di mana, mungkin juga ada sejarah yang perlu diceritakan di jalan atau kekaguman akan suatu bangunan yang dikaitkan dengan orang-orang yang pintar dalam membuatnya serta tetap menjaga bagaimana harus mengekspresikan diri ketika bertemu dengan orang lain.

 

Cara Kembalikan Semangat Anak Usai Libur Sekolah
Setelah menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan, ketika masa liburan berakhir maka anak harus mempersiapkan diri untuk menyambut sekolah kembali. Untuk mengembalikan semangat pada anak, peran orang tua masih menjadi hal yang terpenting dalam memberi motivasi.

 

“Setelah liburan berakhir bisa menjadi pelajaran bagi anak yang perlu dibicarakan bersama. Hal ini menjadi contoh untuk anak selalu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan apa yang menjadi catatan untuk dilakukan pada liburan selanjutnya,” tutur Rita.

Salah satunya dengan mengajak bersyukur. Kemudian, membicarakan perasaan-perasaan anak yang muncul selama liburan. “Orang tua perlu menekankan bahwa dengan liburan ini anak akan lebih segar jiwa raganya dan mengungkapkan harapan serta meyakinkan anak kalau bisa melakukan sesuatu, misal yakin akan akan tambah giat belajar,” imbuhnya.

 

Dalam hal ini setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk dalam hal menumbuhkan semangat kembali usai liburan. Untuk itu, hal yang perlu dilakukan untuk mengembalikan semangat tersebut juga berbeda tergantung sifat setiap anak. Yang jelas, kegiatan untuk membangun kembali semangat belajar usai libur sekolah itu haruslah menyenangkan.”Kegiatan apapun yang menyenangkan anak. Sifatnya sangat individual, karena persepsi anak terbentuk dari pengalaman yang ia dapatkan. Hal terpenting adalah tetap ada unsur edukasinya. Kita tidak bisa menyebutkan satu atau dua kegiatan spesifik karena belum tentu cocok untuk semua anak,” pungkasnya.

 

Sumber Detik.Com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *