Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis Terjemahkan Kitab Kuning Dengan Bahasa Inggris

FPPU – Jadi pionir di Jawa Barat, Pondok Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis terjemahkan Kitab Kuning dengan Bahasa Inggris, di mana hal itu juga yang membedakan Ponpes tersebut dengan Ponpes lainnya. Bahkan para santri sangat enjoy ketika mengaji kitab kuning kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Ingris, jadi mereka tidak hanya belajar Bahasa Arab tapi juga sekalian belajar Bahasa Inggris.

 

Pondok Pesantren yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis itu resmi didirikan 17 Juli 2017. Tak hanya itu, Ponpes ini juga memiliki ciri khasnya yaitu Irfani Quranicpreneur Bilingual School (IQBS), di mana Pengasuh Ponpes Raudhatul Irfan yakni KH Irfan Soleh mengatakan, melalui Quranicpreneur Bilingual School ini, anak muda diharapkan bisa lebih dekat dengan Al-Qur’an, memahami dan dapat mengamalkannya di dalam kehidupan.

 

 

“Ciri khasnya yaitu kita berupaya mengcreat Enterpreneur Qurani atau kita istilahkan para santri di sini bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar, bisa memahami Al-Quran kemudian yang bisa mengamalkan nilai-nilai Al- Quran, reading Quran, understanding Quran, and Applying Quran,” ujar KH Irfan Soleh saat ditemui di Ponpes Raudhatul Irfan, Selasa (26/3/2024).

 

 

Awalnya Pesantren Roudlotul Irfan Ciamis yang berdiri pada tahun 2017 itu hanya memiliki dua orang santri mahasiswa dilanjut lima orang sampai 10 orang santri mahasiswa. “Bagaimana 10 orang santri ini kita mulai dengan mengkaji dengan metode Qiroati namanya, kemudian setelah seiringnya waktu yang kita kaji tidak hanya pembelajaran baca Quran tentu ada pembelajaran kitab kuningnya, jadi dari mulai dua orang sampai sekarang alhamdulillah santri kurang lebih 250 orang,” paparnya.

 

Diketahui, saat ini Pondok Pesantren Raudhatul Irfan memiliki tiga lembaga sekolah, yakni DTA, SMPIT IQBS dan SMA IQBS yang didirikan secara bertahap di tahun 2018 dan 2019. Sebanyak 250 orang santri yang mondok di Ponpes tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Ciamis, Bandung, Jabodetabek dan yang paling jauh dari Sumatera, Sulawesi, Gorontalo.

 

Bahkan ke depannya pihak Ponpes diharapkan bisa menerima santri dari wilayah Indonesia bagian timur seperti NTT dan sekitarnya. KH Irfan Soleh menjelaskan, kurikulum yang diterapkan itu mengadopsi atau mengombinasikan dua madzhab, yakni salafiyah dengan kitab kuning dan khalafiyah atau pendekatan modern. “Ciri khasnya itu kami terjemahkan kitab kuning ke bahasa Inggris atau dikenal dengan metode Irfani. Sudah ada 10 kitab yang kami terjemahkan, mulai dari fiqih, tauhid, akhlak, tafsir, hadits. Di Jabar kami merupakan pionir untuk bidang itu,” ungkap KH Irfan.

 

 

Karena metode tersebut, pada tahun 2021, Pesantren Raudhatul Irfan mendapat penghargaan dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam kategori Pesantren Juara dan Ulama Juara. Di dalam sekolah formalnya, Ponpes Raudhatul Irfan juga menerapkan kombinasi kurikulum yakni nasional dan Cambridge, Pesantren juga berupaya menciptakan bilingual atmosfer yakni dengan bahasa Arab dan Inggris.

 

 

“Di kelas para santri ini pakai bahasa Inggris, jadi untuk pembelajaran bahasa lebih mudah apabila dipraktikkan, yang akhirnya diciptakan kemudian jadi kebiasaan,” ucapnya. Selama Bulan Ramadan ini, kegiatan santri tidak jauh berbeda dari biasanya, namun di Bulan Ramadan ini Ponpes akan mengadakan kegiatan Pasaran Kitab Kuning.

 

 

Tak hanya metode pembelajarannya saja yang berbeda, di area Pondok juga terdapat beberapa unit usaha yang dikelola oleh para santri seperti mini market, menjual oleh-oleh haji, usaha laundry, foodcourt, dan isi ulang air galon. Di belakang gedung utamanya pun, kini Ponpes Raudhatul Irfan tengah membangun asrama putera dan kelas belajar tiga lantai yang masih dalam proses, di tambah ada laboratorium untuk praktek kewirausahaan yang lokasinya berada di Kertaharja.

 

 

Menurut KH Irfan, saat ini pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Universitas yang ada di Turki dan ada beberapa santri yang diterima di Universitas Turki, di mana ke depannya dia berharap para santrinya itu bisa menyiarkan ilmu dari kitab kuning yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris tersebut. (*)

 

Sumber Tribun Priangan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *