Persoalan nasab menjadi fenomena sekarang ini dan lagi ramai dibahas, bagi kita harus mempunyai prinsip menghormati orang yang berakhlak mulia dan dzurriyah rosul. Beliau memilih diam dan menurutnya biarkan fenomena ini berjalan dan jangan dijadikan ajang perselisihan melebar dan hikmahnya bagi kita belajar dan filter diri bersikap menjadi fenomena.
Walaupun ada tesis pernyataan bukan turunan rosul / terputus bagi yang meyakini jangan ada perselisihan antar umat islam bagi yang cinta rosul. Lihat secara objektif menjadi hikmah belajar mencari referensi jadi tantangan untuk mencintai dzurriyah rosul. Tetapi kalau ada akhlaq yang tidak baik, perlu kita pertanyakan juga tentang keturunannya, demikian menurut gus Erry dalam podtren FPPU Jabar kali ini.
Mengenai Islam di Indonesia pandangannya dulu terdapat konsep besar melihat dan berpijaknya bahwa Islam sebagai rahmat bagi semesta alam dan seluruh makhluk Allah. Berpijak pada hal itu fenomena dakwah rosul itu harus diteruskan pada ulama kita sampai sekarang. Ulama sebagai pewaris nabi jadi pegangan bahwa penyebaran Islam itu harus moderat, lembut / soft dan toleran.
Jadi pijakan kita dalam sebarkan Islam dilihat sejarah wali songo dan ada 3 teori yaitu India banyak saudagar dari Gujarat, teori Persia banyak budaya di iran melekat di Indonesia contohnya gelar syah / /sosiokultural di Indonesia ada Wali Syeh Siti Jenar kemudian Teori Mekah / Arab masa khulafaur rasyidin. Tata cara penyebaran harus dilakukan lembut konsep wasatiyah. Islam disebarkan dengan kasih saying tidak boleh ada pemaksaan, tata cara dakwah wali songo sangat soft dan toleran mengajak dan ada akulturasi budaya. Untuk lengkapnya saksikan podtren di channel youtube @fppujabar. (HH)