Hari Rabu (3/7) penulis bersilaturahmi ke kediaman KH. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA, MA dan meminta izin pada beliau ingin berdiskusi dengan Assoc Prof Muhammad Ali, Ph.D alumni Pesantren Darussalam Ciamis yang berkiprah menjadi akademisi di University of California Amerika.
Tema diskusi singkat kami mengenai penerjemahan kitab kuning ke dalam bahasa Inggris yang kami sebut sebagai kitab kuning metode irfani dan langkah selanjutnya yang akan pesantren Raudhatul Irfan lakukan kedepan secara bertahap adalah melakukan pembacaan kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial, ternyata diskusi singkat kami ada korelasinya dengan seminar yang beliau sampaikan bersama Prof Ronald A Lukens Bull, pakar antropologi dari University of North Florida.
Seperti apa korelasinya? apa manfaat yang didapatkan dari proses pembacaan kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial? Seminar international yang diadakan oleh Fakultas Ushuludin Universitas Islam Darussalam Ciamis bertajuk Exploring Anthropological Research on Quranic Tradititions in Indonesia bersama tiga Narasumber yaitu Assoc Prof Muhammad Ali, Ph.D, Prof Ronald A Lukens Bull dan Dr Safruroh, S.Th.I, M.pd.I. Penulis akan mengutip sebagian pembahasan dari Pak Ali tentang The Uses of scripture yang dibagi kedalam empat penggunaan yaitu kognitif (sumber ajaran, ritual publik) , non kognitif (pajangan, berkah, penolak bala), informatif (berita, isi teks) dan performatif (sikap, penampilan, pertunjukan). Meskipun scripture yang dimaksudkan kang Ali lebih ke kitab suci namun bisa juga kita meneliti kitab kuning dari keempat penggunaan diatas. Kitab kuning sebagai sumber ajaran yang dijadikan sumber dalil amaliyah masyarakat, meneliti kitab kuning yang dijadikan sebagai wasilah keberkahan, penampilan MQK dan lain sebagainya
Prof Ronald A Lukens Bull membahas dari sudut pandang antropologi dimana antropologi bukan bicara benar atau salah tetapi ada atau tidaknya dalam realitas sosial. Pernyataan tersebut senada dengan Prof Abuddi Nata dalam bukunya Metodologi Studi Islam yang menyatakan bahwa Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik dan sistem keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai suatu sistem ide, wujud ataupun nilai dan norma yang dimiliki oleh anggota masyarakat yang mengikat seluruh anggota masyarakat. Pendekatan antropologi bisa melihat sejauh mana isi dari kitab kuning dipraktikan dalam kehidupan bermasyarakat, kalau dalam studi al Qur’an ada living Qur’an dalam kitab kuning pun bisa diteliti Living Kitab kuning yaitu kitab kuning in every day activities
Pembicara pertama Dr Safruroh, S.Th.I, M.Pd.I membahas tentang Quranic Therapy, beliau meneliti salah satu pengobatan yang menggunakan ayat-ayat al Qur’an. Inspirasi yang penulis dapatkan dari pemaparan beliau adalah civitas pesantren pun bisa meneliti kitab-kitab kuning yang sering dipakai oleh ahli hikmah untuk mengobati pasien nya, bisa diteliti sumber-sumber kitab yang dipakai hingga sejauh mana keberhasilan dari pengamalannya. Kesimpulannya adalah membaca kitab kuning dengan pendekatan ilmu sosial bisa menstimulus para santri dan juga kyai nya meneliti ‘Living Kitab Kuning’ sehingga menambah khazanah keilmuan dan metodologi pembelajaran di pesantren. Hal penting lainnya adalah penelitian ‘Living Kitab Kuning’ bisa menjadikan kitab kuning sebagai jembatan peradaban masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Penulis mengajak kepada seluruh civitas Pesantren Raudhatul Irfan dan juga pesantren-pesantren lain dimanapun berada untuk mengimplementasikan proses pembacaan ini.
(KH. Dr Irfan Soleh, S.T.hi, M.BA., Pimpinan Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis)