Menulis & Membuat Konten Ala Santri Menurut Redaktur Pelaksana Pikiran Rakyat.Com

Bandung – Yusuf Wijanarko selaku Redaktur Pelaksana Pikiran Rakyat.Com memberikan pandangan , mengenai pesantren menurutnya,  “Kami di Pikiran Rakyat seringkali bersentuhan dengan pesantren, banyak lulusan santri berkolaborasi, banyak pesantren melakukan Kerjasama.  Dengan santri biasanya tahan banting, militansinya kuat di lingkungan kerja media contohnya di lapangan, karena kami tim media dan dunia jurnalistik”. Hal itu disampaikan di podtren FPPU Jabar yang bisa dilihat di channel youtube @fppujabar.

 

“ Santri etikanya oke,  tutur katanya bagus sehingga bisa  berkomunikasi dengan yang lain.  Santun menjadi nilai plus. Media berhubungan dengan orang lain sangat berpengaruh dalam hal komunikasi dengan yang lain, ada Paribasa Sunda ulah epes meer, ulah komeok memek dipacok “, ditambahkan Yusuf.

 

Perkembangan pesantren di Jabar dan Indonesia menghadapi konvergensi media di era teknologi sekarang, sebelum era internet yang semudah sekarang pesantren seolah berjarak, seo;ah dunia berbeda. Kini semakin masuknya internet dan jangkauan  sinyal maka orang  semakin tahu. Sekarang menurutnya, orang awam menjadi tahu bahwa pesantren banyak kegiatan yang bersentuhan dengan masyarakat. Di medsos dan banyak konten memperlihatkan kehidupan pesantren, bersahaja orangnya dengan tenang belajar. Banyak penilaian dan terjawab dengan sendirinya, itulah keajaiban internet bisa membuka semuanya.

 

Pesantren tradisional dan modern.

Dari sudut pandang media adanya pesantren tradisional dan modern bukan urusan benar atau salah tapi pilihan diambil dari keputusan yang terbaik saat itu. Ada juga pesantren  yang terbuka membolehkan teknologi masuk membantu proses belajar hal ini disesuaikan dengan kondisi dan masing-masing tempat menurut Yusuf saat podtren.

 

Strategi teknologi tidak terhindarkan entah suatu saat bisa terjadi, dilawan sekuat apapun teknogi akan hadir dalam kehidupan kita seiring berjalan waktu akan diterima. Teknologi memudahkan komunikasi dan memperluas cakrawala. Kini kita bisa melihat banyak platform apapun dan bisa menilai sesuai dari sudut pandang yang berbeda selain hiburan juga wawasan bertambah untuk kyai dan santrinya.

 

” Teknologi bisa dimanfaatkan oleh pesantren baik pengelola dan santri untuk menginformasikan dan bisa menjadi wahana menyebarkan ilmu membuat seseorang menjadi dikenal melalui kanal-kanal website dan sosmed. Ada ceramah, kegiatan, profil lebih mudah dikenal dan diterima masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya ” Tambah Yusuf.

 

Menurutnya saat ini konten digital ada 4 yaitu teks, foto, video dan audio yang berubah platform atau wadahnya. Contoh tiktok sebelumnya di youtube / tv kabel dan Foto di instagram.  Kalau menguasai salahsatu dari empat maka urusan bisa lancar. Selain itu cara menulis yang baik contohnya menjadi hal penting. Kuasai salahsatu untuk anak muda atau santri khsususnya.

 

Kini orang bisa berpenghasilan menjadi  konten kreator dan bisa menjanjikan. Teks menulis perlu dan insyallah ketiga bentuk konten lainnya bisa menguasai sehingga  lebih terstrukktur video dengan narasi dan bisa tersampaikan. Video dengan  keterangan foto yang informatif dan membuat teks yang bagus. Pelru berlatih secara runut terstruktur dan pesannya tersampaikan dengan baik.

 

Hal lain kemampuan berbahasa Indonesia jangan dianggap remeh. Soft skill pada kenyataannya itu terpakai untuk komunikasi berjualan. Sialnya tidak semua orang tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik. Masih keliru penulisan  dalam konten bisa berubah makna kalimat / beda tanda baca jika dikonsumsi publik akan menimbulkan mis persepsi / disinformasi. Santri perlu banyak belajar menulis dengan Bahasa Indonesia yang baik, ada proses harus ditelateni dengan baik.

 

 

Hal penting lainnya adalah ketika buat konten tetapkan segmen konten untuk siapa? Demografi ? strata ekonomi? Tinggal Dimana?  laki atau perempuan? usia? dan keperluannya apa? Kita bisa menentukan  dengan bahasa  santai atau menggunakan bahasa terstruktur formal. Tetapkan dulu untuk apa dan siapa konten itu dibuat ?

 

Yusuf menyampaikan pula bahawa , ” Selanjutnya perlu mantau trend up to date sehingga riding the way. Teap menyampaikan pesan positif,  Kesuksesan konten ada gagasan 5%,  konsistensi 5%, 90 % keajaiban internet bisa viral contoh odading mang oleh “.

 

Perlu juga agar tidak mengemsampingkan gagasan dan konsistensi. Peristiwa, tempat, narasi yang baik dan audio yang baik. Jika itu tidak ada bisa  ditafsirkan liar dan bisa disalahgunakan / hoax konten / missinformasi  / disinformasi.  Santri bikin saja dulu video karena engagement makin ngasal bisa viral.

 

“Buat konten yang bisa memotivasi untuk pemula sehingga memberikan info untuk org lain. Berangkat dari keresahan pribadi  boleh dibuat konten digital. Atau sesuatu dilingkungan sekitar dan tidak punya nilai info, tapi bisa bermanfaat bagi orang lain kalau kita olah dengan kreatif” Kang Yusuf memberikan tips untuk santri.

 

Program Pikiran Rakyat.Com berencana tahun ini akan ada program Jelajah Pesantren untuk mencoba keliling pesantren di Jabar dulu  membuat konten liputan dan memberi nilai lebih edukasi warga pesantren diantaranya pelatihan menulis, publik speaking, safety riding, foto, mitigasi bencana dan literasi keunagan disesuaikan kebutuhan pesantren. Selengkapnya saksikan tayangan diskusinya di channel youtube @fppujabar. (HH)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *