Pengajaran di PPST Pagentongan Bogor, Santri Tak Bertemu Orangtua 40 Hari

Bogor – Animo masyarakat untuk menjadikan anaknya santri meningkat, terutama bagi orangtua yang sibuk dengan pekerjaan. Kepercayaan kepada pesantren sebagai tempat pendidikan agama semakin tinggi, karena orangtua merasa pesantren dapat memberikan pendidikan agama yang mendalam bagi anak-anak mereka. Seiring dengan perkembangan lembaga pendidikan Islam yang semakin banyak, baik di perkotaan maupun pedesaan, orangtua semakin optimis menjadikan pesantren sebagai rumah kedua bagi anak-anak mereka.

 

Lembaga-lembaga ini kini lebih mudah diakses melalui informasi digital. Namun, terkadang niat orangtua untuk menitipkan anak di pesantren tidak diimbangi dengan wawasan yang cukup tentang dunia pesantren. Terlebih lagi, ada kekhawatiran terkait penyimpangan oleh oknum pendidik yang tidak memahami dunia pesantren. Beberapa pesantren hanya berfokus pada pembangunan fisik dan dukungan operasional tanpa mengutamakan ruh dan aturan baku pesantren.

 

Akibatnya, pesantren tersebut lebih mirip sekolah biasa yang diasramakan. Perpaduan tradisi dan pendidikan modern Pondok Pesantren Salafiyah Terpadu (PPST) Al-Um Pagentongan di Kota Bogor menerapkan konsep salafiyah dengan kajian kitab-kitab klasik, namun tetap mengintegrasikan pendidikan modern. Salah satu aturan yang diterapkan adalah larangan bagi orangtua santri baru di jenjang MTs dan MA untuk menjenguk anak mereka selama 40 hari pertama. Hal ini dilakukan agar santri dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren.

 

Kiai Herman Sudrajat, pengasuh pesantren, menyampaikan bahwa setiap malam Jumat dan Selasa, para santri mengikuti kegiatan berselawat bersama, yang disebut marhabaan, dan membaca wirid untuk menyejukkan hati. Kegiatan ini dirancang agar santri merasa betah di pesantren. Selain itu, santri baru diajak belajar sambil bermain, dengan berbagai bonus yang diberikan untuk menambah semangat mereka. Upaya ini bertujuan agar para santri saling mengenal dan tidak merasa bosan dalam menerima pendidikan dari para guru dan ustaz di pesantren.***

SumberPikiran Rakyat.Com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *