Cirebon – Pondok Pesantren Putra Putri Assalafie Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, merupakan pondok pesantren tradisional atau salaf. Terletak di Jalan Gedong Manis No 52, Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Keberadaan Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin tidak lepas dari upaya pengembangan pendidikan agama Islam di Ciwaringin yang sudah ada sejak abad 18. Pengasuh Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin KH Arwani Syaerozi menuturkan, keberadaan lembaga pendidikan Islam di Ciwaringin tidak lepas dari sosok Raden Syekh Hasanuddin atau Kiai Jatira, yang mendirikan pondok pesantren Babakan Ciwaringin pada tahun 1715.
Setelah wafatnya Kiai Jatira, Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin mengalami perkembangan, dengan munculnya beberapa pondok pesantren lain. Salah satunya, Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin yang didirikan oleh KH Syaerozi Abdurrohim pada tahun 1966. Pendirian pesantren bertujuan untuk mencetak kader muslim yang berilmu, beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah.
Menurut Arwani, awalnya pondok pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin adalah pondok pesantren yang fokus untuk mempelajari ilmu agama. Namun, seiring berjalanya waktu, pondok pesantren mulai menerapkan pendidikan formal dengan berbagai macam tingkatan.
“Sekarang sudah ada sekolah setingkat SLTP dan SLTA, seperti MTs NU Assalafie, MA NU Assalafie, ada juga SMP NU Assalafie unggulan,” tutur Arwani, Selasa (19/4/2024).
Meski sudah ada lembaga pendidikan formal. Pondok Pesantren Assalafie tetap menekankan tentang pentingnya mengaji. “Yang menjadi ciri khas dari Assalafie itu ngajinya tidak pernah ditinggal. Dan, tetap menjadi prioritas, walaupun secara status santri ini mayoritas sambil sekolah,” kata Arwani.
Di Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, para santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama. Tapi juga diarahkan untuk mengembangkan minat dan bakatnya, lewat beberapa ekstrakulikuler yang disediakan seperti bela diri, hadroh, sepak bola, jurnalistik, pelatihan bahasa asing, komputer dan keroganisasian.
“Organisasi daerah asal santri. Misalkan, ISAAC Ikatan Santri dan Alumni Cirebon, kemudian ISASI Ikatan Santri Alumni Indramayu dan organisasi santri yang berasal dari Brebes atau luar Jawa juga ada. Ini ekstrakurikuler yang termasuk dalam manajemen kepemimpinan dan keorganisasian,” tutur Arwani.
Selain mengaji, para santri juga dianjurkan untuk belajar komputer untuk mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. “Di Assalafie ini medianya kuat juga. Jadi santri itu dengan kreativitasnya bisa mengelola media seperti tiktok, instagram, youtube, website. Dan itu semuanya dikelola secara mandiri oleh para pengurus pesantren,” tutur Arwani.
Di bulan Ramadan, Pondok Pesantren Assalafie mengadakan kegiatan rutin ngaji pasaran. Sebuah pengajian khusus menggunakan kitab kuning yang hanya dilaksanakan di bulan Ramadan. Selain itu juga, selama ngaji pasaran berlangsung diadakan live streaming di akun media sosial pondok pesantren.
“Pilihan kitab dan waktunya banyak, ada yang waktunya setelah subuh, pagi jam 9, ada yang setelah zuhur, setelah asar, dan setelah tarawih sampai jam 11 malam. Nah ini santri bebas pilih mau ngaji di jam berapa,” tutur Arwani.
Digitalisasi
Untuk live streaming selama ngaji pasaran berlangsung. Menurut Arwani, sudah dilakukan pondok Assalafie sejak 8 tahun lalu. “Bahkan sejak dahulu ketika belum booming di pesantren. Itu Assalafie sudah ada. Ketika pesantren lain masih jarang yang namanya live streaming tapi Assalafie sudah jalan. Jadi santrinya sudah kreatif dan melek media,” tutur Arwani.
Inovasi lain di Pondok Pesantren Assalafie adalah aplikasi Assalafie Babakan Mobile, yang digunakan para santri untuk bertransaksi di lingkungan pesantren. Melalui aplikasi Assalafie Babakan Mobile, para santri yang jumlahnya 2000 an. Tidak diperbolehkan menggunakan uang tunai. Tapi harus menggunakan kartu nama santri mirip ATM yang di dalamnya terdapat barcode khusus yang terhubung dengan aplikasi.
“Lewat aplikasi, semuanya terintegrasi. Tidak ada yang punya uang tunai, semuanya pakai kartu. Bisa dicek, beli bakwan, beli gorengan beli es teh. Itu pake barcode. Intinya mereka pakai kartu tidak pakai uang tunai,” tutur Arwani.
Sejak tahun 1993 juga, setiap tahun, lewat Forum Kajian Kutub Turots Santri Assalafie (FOKKTA). Pondok Pesantren Assalafie melaksanakan bahtsul masail santri se-Jawa Madura yang membahas tentang masalah fiqih kekinian. “Para santri membahas masalah fiqih yang ada di masyarakat misalkan, asuransi pendidikan, vaksin Covid,” tutur Arwani.
Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin rutin mengirimkan alumni untuk belajar ke luar negeri seperti Turki, Maroko, Tunisia, Mesir, Lebanon, Libya dan beberapa negara lain di luar Timur Tengah.
“Ini rutin setiap tahun, di antara negara-negara tersebut pasti ada yang berangkat. Dan itu diorganisir oleh pengurus,” tutur Arwani.
Melalui kaidah “Al-muhafadzotu ‘ala as-salafis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah” yang artinya menjaga tradisi lama yang baik dan mengadopsi tradisi baru yang lebih baik. Arwani berharap, Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin dapat terus berinovasi sambil mempertahankan pola pendidikan tradisional ala pesantren salaf.
“Assalafie ini bukan pesantren modern tapi pesantren salaf yang dikombinasi dengan sekolah, dipoles kekinian dari aplikasi dan manajerialnya. Di Assalafie itu istilahnya ngaji sambil sekolah,” pungkas Arwani.
Selain bulan Ramadan, kegiatan pondok pesantren Assalafie. Dimulai pukul 03:00 untuk salat malam, lalu salat subuh, salat duha, mengaji, sekolah formal, sorogan, madrasah diniyah, ziarah dan kegiatan ekstrakulikuler setiap hari jumat. Untuk fasilitas ada asrama, perpustakaan, klinik kesehatan, aula, badan usaha dan kamar mandi.
Sekarang, Pondok Pesantren Putra Putri Assalafie Babakan Ciwaringin dipimpin oleh Dewan Pengasuh Pesantren, yang terdiri dari putra dan menantu KH. Syaerozie Abdurrohim, yakni, KH. Azka Hammam Syaerozie, KH. Yasif Maemun Syaerozie, KH. Aziz Hakim Syaerozie, KH. Abdul Muiz Syaerozie, KH. Arwani Syaerozi, KH. Ahmad Mufid Dahlan, dan KH. Lukman Hakim.
Sumber : “Assalafie Cirebon, Ponpes yang Padukan Tradisional dan Modernitas” selengkapnya https://www.detik.com/jabar/cirebon-raya/d-7251323/assalafie-cirebon-ponpes-yang-padukan-tradisional-dan-modernitas.