Dampak Salah Memilih Pemimpin Sampai di Akhirat

FPPU – Kita berharap semoga para kontestan dan para tim suksesnya tak ada yang melakukan “serangan fajar” atau “serangan tengah malam” atau serangan apapun namanya dengan membagi-bagikan uang, sembako, dan sejenisnya dengan tujuan agar dipilih menjadi pemimpin. Sebab, dalam pandangan Islam, perihal itu termasuk dalam kategori risywah atau sogok-menyogok. Dalam istilah politik disebut politik uang (money politik).

 

 

Sogok-menyogok termasuk perbuatan yang dilarang dalam agama Islam. Pelakunya, baik yang menyogok maupun yang disogok serta perantara keduanya (tim sukses) akan dilaknat Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana hadis Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam,”Dari Abdullah bin Amr ia berkata, Rasulullah bersabda, laknat Allah kepada pemberi sogok dan penerima sogok.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Dari Tsauban RA, ia berkata, ”Rasulullah melaknat pemberi sogok, penerima sogok, dan perantaranya, yakni orang yang menghubungkan keduanya.” (HR Ahmad)

 

Dari dua hadis di atas sangat jelas bahwa tiga golongan orang yang terlibat dan bekerja sama serta bersinergi dalam praktik sogok-menyogok akan dilaknat atau dikutuk Allah dan Rasul-Nya.

 

Faktanya. Lihat dan saksikan saudaraku.  Ketika kita hendak memilih pemimpin di setiap menjelang pemilu, praktik sogok-menyogok, terus berulang. Padahal, pemimpin yang didapatkan dari praktik politik uang itu, dampak negatifnya tidak hanya dirasakan saat di dunia ini, tapi bisa sampai di akhirat, kecuali para pelakunya benar-benar bertobat kepada Allah sebelum malaikat mencabut nyawanya.

 

Pemimpin yang dihasilkan dari praktik politik uang, dampak negatif di dunia (menurut penulis, ini merupakan bentuk laknat Allah di dunia) antara lain bisa berupa kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan kehendak masyarakat (sebab ada pesan sponsor dari pemilik modal), kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin melebar, kesejahteraan dan keadilan tidak memihak kepada rakyat kecil, biaya pendidikan dan kesehatan semakin tinggi, juga harga sembako cenderung melambung dan utang luar negeri tak kunjung terlunasi. Pada muaranya aset-aset negara akan dijual demi melunasi utang tersebut, dan pada akhirnya negara ini akan bangkrut dan tidak memiliki kedaulatan lagi. Na’udzubillah min dzalik.

 

Jika kutukan manusia saja kita takuti, seperti kutukan seorang ibu kepada anaknya (biasanya langsung dikabulkan Allah), ingat kisah sahabat Rasul, Tsa’labah dan legenda Malin Kundang, maka sejatinya laknat Allah dan Rasul-Nya harus lebih kita takuti.

 

Namun, jika hati, pendengaran, dan penglihatan seseorang sudah berpenyakit, peringatan apa pun yang diberikan kepadanya, ia tetap tak percaya dan tak yakin dengan ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya. Padahal, negeri Indonesia tercinta ini telah Allah anugerahkan sumber daya alam yang melimpah ruah, dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Papua. Namun, mengapa kesejahteraan dan keadilan tak kunjung berpihak pada rakyat kecil? Mengapa kemiskinan belum bisa diatasi? Mengapa pula banyak kasus anak-anak republik ini yang kekurangan gizi dan stunting? Dan seterusnya. Salah satu penyebabnya karena negara ini masih belum dikelola secara benar alias salah kelola.

 

Mengapa salah kelola? Sebab, yang mengelola negara ini adalah pemimpin hasil dari pemilu yang menggunakan cara-cara tidak benar. Adapun dampak negatif di akhirat, para pemimpin dan pendukungnya yang dihasilkan dari praktik sogok-menyogok itu sudah pasti dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana sabda Rasulullah, bahwa yang menyogok dan yang disogok keduanya di neraka.

 

Hati-hatilah dalam memilih pemimpin. Sebab, nanti saat di Yaumil Hisab, Allah akan tanya semua apa yang kita lakukan di dunia ini termasuk dalam perkara memilih pemimpin.  Dalam memilih calon memimpin itu ada tanggung jawab dan konsekuensi yang kita terima di dunia dan akhirat. Imam Al-Hakim berkata,”Siapa pun memilih calon pemimpin yang dia tahu ia lebih baik agama dan akhlaknya, ternyata masih memilih calon pemimpin yang agama dan akhlaknya buruk, maka ia telah mengkhianati Allah, Rasullulah, dan kaum muslimin.”

 

Ingat saudaraku, khianat adalah salah satu karakter orang munafik, dan munafik seperti disebutkan dalam Al-Qur’an, akan ditempatkan di neraka paling bawah dan tak ada seorangpun yang dapat menolongnya dari siksa neraka.

 

Selamat menggunakan hak pilih dan jangan lupa memilih calon pemimpin yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab, beriman, cerdas, dan negarawan. Semoga kita tidak termasuk golongan dan barisan kaum munafik. Aamiin.

 

Sumber Kaltim Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *